Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Bumbu mencatat 18 kejadian bencana alam sepanjang tahun 2024. Selain itu, terdapat 10 kasus kebakaran permukiman dan 7 kasus kebakaran hutan serta lahan (karhutla) yang turut mempengaruhi kondisi wilayah tersebut.
Plt Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tanah Bumbu, Nasrudin, menjelaskan bahwa kebakaran permukiman tidak digolongkan sebagai bencana alam, melainkan sebagai bencana non-alam. “Data sepanjang tahun 2024 menunjukkan ada 18 kejadian bencana alam, ditambah 10 kebakaran permukiman. Kebakaran permukiman tidak termasuk kategori bencana alam, namun kebakaran hutan dan lahan masuk dalam kategori bencana karena dampak asap yang ditimbulkan,” ungkapnya pada Kamis, 2 Januari 2025.
Banjir: Bencana dengan Dampak Terbesar
Nasrudin juga menyebutkan bahwa banjir menjadi bencana alam dengan dampak paling besar di Kabupaten Tanah Bumbu. Selain merusak infrastruktur, banjir mengganggu aktivitas masyarakat dan memaksa banyak warga untuk mengungsi. “Meski begitu, setiap bencana yang terjadi memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat,” tambahnya.
Penanganan Bencana yang Terkoordinasi dengan Baik
BPBD Tanah Bumbu memastikan bahwa seluruh kejadian bencana yang terjadi sepanjang tahun telah ditangani dengan baik. Kesiapsiagaan serta koordinasi yang solid antarinstansi menjadi kunci dalam mengurangi dampak bencana bagi masyarakat.
Ke depan, BPBD Tanah Bumbu berkomitmen untuk terus meningkatkan mitigasi bencana, khususnya terhadap banjir dan kebakaran hutan, guna melindungi masyarakat serta meminimalkan kerugian yang timbul.