Gempa M 6,8 mengguncang Jepang dan menyebabkan Tsunami

Gempa berkekuatan magnitudo 6,8 mengguncang Jepang barat daya pada Senin malam, menyebabkan tsunami kecil namun tidak ada kerusakan besar yang dilaporkan. Menurut Survey Geologi AS, gempa terdeteksi sekitar 18 km dari wilayah Kyushu pada pukul 21.19. Badan Meteorologi Jepang (JMA) awalnya memperingatkan kemungkinan gelombang tsunami setinggi satu meter dan meminta warga menjauhi pesisir.

Namun, tsunami yang terdeteksi hanya mencapai sekitar 20 sentimeter di beberapa pelabuhan, sementara tayangan langsung menunjukkan laut tenang dan aktivitas kapal serta lalu lintas berjalan normal. Media lokal melaporkan kerusakan ringan, seperti jendela pecah di stasiun kereta dan barang-barang jatuh di toko. Satu pria dilaporkan terluka ringan akibat terjatuh di rumahnya.

Sebelumnya, JMA memperingatkan kemungkinan gempa besar setelah gempa magnitudo 7,1 mengguncang Jepang pada Agustus 2024, yang menyebabkan 15 orang terluka. Peringatan tersebut terkait dengan Palung Nankai, jurang bawah laut yang berpotensi memicu tsunami besar. Namun, JMA mengonfirmasi bahwa gempa kali ini tidak memenuhi kriteria untuk peringatan lebih lanjut, meskipun tetap mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan terhadap gempa bumi.

Jepang, yang terletak di Cincin Api Pasifik, sering mengalami aktivitas tektonik dan sekitar 1.500 gempa terjadi setiap tahun. Meskipun sebagian besar gempa bersifat ringan, dampaknya bervariasi tergantung lokasi dan kedalaman gempa. Pada Januari 2024, gempa magnitudo 7,5 di Semenanjung Noto menewaskan hampir 470 orang, banyak di antaranya lansia. Jepang memiliki regulasi konstruksi ketat dan rutin mengadakan latihan darurat, mengingat pengalaman pahit gempa dan tsunami 2011 yang menewaskan lebih dari 18.000 orang dan menyebabkan bencana nuklir di Fukushima.