Menteri ESDM Rencanakan Aturan Baru Harga Ekspor Batu Bara Indonesia untuk Tingkatkan Daya Saing

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, berencana untuk menerbitkan aturan baru terkait harga ekspor batu bara Indonesia, yang selama ini dihargai jauh lebih murah dibandingkan harga pasar dunia. Meskipun Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batu bara terbesar, negara ini belum menjadi penentu harga batu bara global, sehingga harga ekspor batu bara Indonesia kerap dipatok rendah.

Bahlil mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, Kementerian ESDM akan mengeluarkan Keputusan Menteri yang mengharuskan eksportir batu bara untuk menggunakan Harga Batu Bara Acuan (HBA) sebagai patokan dalam transaksi ekspor, menggantikan acuan harga internasional yang lebih rendah. “Kami akan mempertimbangkan untuk membuat Kepmen agar harga HBA yang dipakai untuk transaksi di pasar global,” ujar Bahlil di Jakarta, Senin (10/2/2025).

Sebagai contoh, HBA pada Januari 2025 tercatat sebesar USD 124,01 per ton, lebih tinggi dibandingkan acuan harga batu bara internasional, seperti harga Newcastle yang hanya mencapai USD 116,79 per ton. Dengan perbedaan harga ini, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya di pasar internasional.

Bahlil menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mendorong industri batu bara dalam negeri agar lebih kompetitif di pasar global. Ia juga memperingatkan bahwa eksportir yang tidak mengikuti kebijakan tersebut akan menghadapi sanksi berupa pencabutan izin ekspor. “Jika tidak mau mengikuti, kita akan cabut izin ekspornya. Tidak mungkin harga batu bara kita lebih murah dibandingkan negara lain,” tegasnya.

Pada tahun 2024, Indonesia berhasil mengekspor sebanyak 555 juta ton batu bara. Namun, dengan total penggunaan batu bara global yang mencapai 8-8,5 miliar ton dan hanya 1,5 miliar ton yang diperdagangkan di pasar internasional, Bahlil menyadari bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk meraih keuntungan lebih besar jika dapat memanfaatkan posisi strategisnya sebagai produsen utama batu bara dunia.

Dengan rencana kebijakan ini, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kontrolnya terhadap pasar batu bara global dan memperbaiki daya tawar dalam perdagangan internasional. Bahlil menegaskan bahwa jika harga batu bara Indonesia terus ditekan, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk mempertimbangkan kebijakan ekspor yang lebih ketat di masa depan.