Nilai tukar rupiah diperdagangkan pada level Rp16.300 per dolar AS pada Senin pagi (10/3). Mata uang Garuda melemah sebesar 5,5 poin atau 0,03 persen dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.
Mata uang di kawasan Asia bergerak bervariasi. Yen Jepang menguat 0,42 persen, sementara baht Thailand melemah 0,08 persen, yuan China turun 0,09 persen, peso Filipina melemah 0,30 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,06 persen.
Dolar Singapura menguat 0,08 persen, sementara dolar Hong Kong sedikit melemah 0,01 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Sementara itu, mata uang utama negara maju kompak berada di zona hijau. Euro Eropa tercatat menguat 0,19 persen, poundsterling Inggris naik 0,06 persen, dan franc Swiss menguat 0,22 persen.
Dolar Australia juga menguat 0,19 persen, begitu pula dengan dolar Kanada yang menguat 0,06 persen.
Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan menguat seiring dengan data perekonomian Amerika Serikat (AS) yang meleset dari ekspektasi.
“Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang kembali tertekan setelah data pekerjaan AS (NFP) yang mengecewakan. Kekhawatiran tentang pelemahan ekonomi AS akibat dampak perang dagang juga terus menekan dolar AS,” ungkap Lukman.
Lukman memprediksi bahwa hari ini, rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.200 per dolar AS hingga Rp16.350 per dolar AS.