Lewotobi Meletus Lagi! Gunung di Flores Timur Erupsi Selasa Pagi

Flores Timur, NTT – Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali meletus pada Selasa pagi (8/7/2025). Letusan terjadi pukul 05.53 WITA, disertai semburan abu vulkanik setinggi 4.000 meter di atas puncak atau sekitar 5.584 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Letusan ini dikonfirmasi oleh Emanuel Rofinus Bere, petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Lewotobi Laki-laki yang berada di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang.

“Erupsi disertai kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal, mengarah ke barat dan barat laut. Aktivitas ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 14,8 milimeter dan berdurasi sekitar 3 menit 11 detik,” jelas Emanuel dalam laporan tertulis yang diterima CNN Indonesia.

Suara gemuruh lemah turut terdengar hingga ke pos pemantauan, menandai aktivitas vulkanik yang masih tinggi. Hujan abu tipis dilaporkan masih berlangsung hingga pukul 08.00 WITA di sekitar permukiman warga.

Warga Mengeluh Kekurangan Masker

Kepala Desa Pululera, Paulus Sony Sang Tukanyang, mengungkapkan bahwa hujan abu masih menyelimuti desanya. Ia meminta warganya tetap di dalam rumah dan menggunakan masker sebagai langkah perlindungan dari paparan abu vulkanik.

“Hujan abu masih terjadi meski tipis. Kami mengimbau warga tidak beraktivitas di luar. Sayangnya, persediaan masker sangat terbatas,” ujarnya.

Kekurangan masker dikhawatirkan berdampak buruk terhadap kesehatan warga, terutama berisiko memicu infeksi saluran pernapasan akibat paparan abu, kerikil, dan pasir vulkanik yang mulai jatuh sejak letusan besar sehari sebelumnya.

Erupsi Berturut-turut Sejak Senin

Gunung Lewotobi Laki-laki diketahui telah mengalami beberapa kali letusan sejak Senin (7/7/2025). Erupsi pertama terjadi pukul 11.05 WITA dengan ketinggian kolom abu mencapai 18 kilometer, disertai lontaran material berupa pasir dan kerikil yang menghujani permukiman sekitar. Letusan berikutnya terjadi pukul 19.32 WITA dengan ketinggian abu mencapai 13 kilometer, disertai dentuman keras dan getaran yang dirasakan hingga ke Kota Maumere.

Gunung dengan ketinggian 1.584 mdpl ini kini berstatus Awas (Level IV), level tertinggi dalam sistem peringatan dini vulkanik di Indonesia. Aktivitas vulkanik yang intens mendorong otoritas untuk memperluas zona larangan aktivitas hingga 6 kilometer dari puncak, dan 7 kilometer pada sektor barat daya hingga timur laut.

Emanuel mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan tidak terpengaruh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Ia juga memperingatkan potensi banjir lahar hujan apabila terjadi hujan deras di sekitar wilayah hilir, termasuk di kawasan Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.

“Kami harap masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan dari pemerintah daerah dan BPBD, serta menghindari zona bahaya,” tutup Emanuel.