Tanah Bumbu – Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu menggelar Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Menghadapi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kantor Pusdalops BPBD, Kamis (7/8/2025). Rakor ini menjadi langkah strategis untuk mengantisipasi potensi peningkatan kebakaran hutan dan lahan di tengah musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga Oktober.
Bupati Tanah Bumbu, Andi Rudi Latif, melalui Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesra M. Putu Wisnu Wardhana, menegaskan pentingnya kesiapan semua pihak dalam menghadapi Karhutla. Ia menyampaikan bahwa Karhutla bukan hanya persoalan lingkungan, tetapi juga berdampak serius terhadap ekonomi, kesehatan, dan kehidupan sosial masyarakat.
“Rakor ini menjadi momentum untuk menyatukan visi, strategi, dan sinergi lintas sektor. Pencegahan harus menjadi prioritas, mulai dari pemetaan daerah rawan, patroli rutin, hingga sosialisasi kepada masyarakat,” ujar Wisnu.
Sejalan dengan itu, Kalaksa BPBD Tanah Bumbu H. Sulhadi melalui Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Christina Dewi Utari menyebutkan bahwa sinergi antarlembaga menjadi kunci dalam pencegahan dan penanganan Karhutla. Rakor ini juga merupakan tindak lanjut dari arahan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Dalam sesi pemaparan teknis, Rino Suryo Ramadhan dari Stasiun Meteorologi Kelas III Gusti Syamsir Alam Kotabaru menyampaikan prospek cuaca mingguan untuk 8–12 Agustus 2025. Cuaca di Kalimantan Selatan diperkirakan cerah berawan, dengan potensi hujan ringan hingga sedang. Suhu udara berkisar antara 22–33°C, kelembapan 55–96%, dan angin berkecepatan 5–30 km/jam.
Dari analisis potensi kebakaran, wilayah Tanah Bumbu pada 7–8 Agustus masuk kategori mudah terbakar, 9–10 Agustus relatif aman, dan 11–13 Agustus berada dalam kategori agak mudah terbakar. Beberapa kecamatan yang dinilai rawan tinggi terhadap Karhutla meliputi Batulicin, Kusan Tengah, Kusan Hilir, Teluk Kepayang, dan Mantewe.
Selain BMKG, strategi patroli dan pengawasan juga dipaparkan oleh perwakilan Kodim 1022/Tanah Bumbu dan Polres Tanah Bumbu. Upaya kolaboratif ini diharapkan memperkuat sistem peringatan dini dan pengendalian titik api sejak dini.
Rakor ini turut dihadiri unsur Forkopimda, Komisi III DPRD, pimpinan SKPD, instansi vertikal, camat, lurah, organisasi masyarakat, hingga perwakilan perusahaan, sebagai bentuk komitmen bersama dalam mewujudkan kesiapsiagaan yang menyeluruh menghadapi Karhutla.