Analisis Pelaksanaan Program Satu Desa Semua Masjid (SDSM) di Tanah Bumbu

Program Satu Desa Semua Masjid (SDSM) yang menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu sejak tahun 2023 kini memasuki tahap evaluasi. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai efektivitas dan dampak positif program terhadap pendidikan keagamaan serta pembentukan karakter masyarakat.

Bupati Tanah Bumbu, Andi Rudi Latif, mengungkapkan hal ini usai menghadiri rapat paripurna penyampaian visi-misi di Gedung DPRD Tanah Bumbu pada Senin (3/3/2025). Dalam kesempatan itu, Andi Rudi menegaskan pentingnya meninjau kembali program ini sebelum mengambil keputusan terkait kelanjutannya.

“Kita perlu mengevaluasi dari sisi kebermanfaatannya. Apa yang telah kita capai dari program ini? Jika terbukti memberikan dampak positif, tentu akan kita lanjutkan,” tegasnya.

Selain itu, Andi Rudi juga menyatakan bahwa meskipun setiap pemimpin memiliki kebijakan yang berbeda, tujuan akhirnya tetap sama: kesejahteraan masyarakat. “Tujuan kita sama, hanya pendekatannya yang mungkin berbeda,” tambahnya.

Mengenal Program SDSM dan Tujuannya

Program Satu Desa Semua Masjid (SDSM) merupakan gagasan yang dicanangkan oleh mantan Bupati Zairullah Azhar pada tahun 2023. Program ini bertujuan untuk memakmurkan masjid di setiap desa, membentuk generasi penghafal Al-Qur’an, menanamkan karakter calon pemimpin yang berbudi luhur, dan menciptakan masyarakat yang lebih berkah dan sejahtera.

Dalam praktiknya, SDSM melibatkan peserta didik yang tinggal di masjid untuk mempelajari dan menghafal Al-Qur’an. Para santri ini dibimbing oleh guru agama yang memiliki kompetensi dalam bidang pendidikan keagamaan.

Menurut data yang dilansir dari Radio Swara Bersujud, sebanyak 173 desa di Tanah Bumbu telah mengimplementasikan program ini. Sekitar 50 ribu santri aktif terlibat, dengan 20 ribu di antaranya tinggal di masjid untuk mengikuti pembelajaran agama secara intensif.

Harapan dan Kekhawatiran Masyarakat

Di tengah evaluasi program ini, masyarakat, khususnya para wali santri dan tenaga pengajar, berharap ada kepastian mengenai masa depan SDSM. Salah seorang wali santri dari Kecamatan Batulicin, yang enggan disebutkan namanya, menyatakan bahwa keputusan terkait evaluasi sebaiknya segera diambil agar tidak menimbulkan ketidakpastian bagi anak-anak santri dan para guru.

“Jika program ini memang perlu dievaluasi, sebaiknya segera diputuskan. Program ini bukan hanya tentang anak-anak, tetapi juga tentang masa depan para guru yang mendidik mereka,” ujarnya.

Dengan adanya evaluasi ini, diharapkan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dapat menemukan solusi terbaik untuk memastikan bahwa program SDSM terus memberikan manfaat bagi masyarakat, sekaligus memperkuat dunia pendidikan agama Islam di daerah tersebut.