BMKG Buktikan Keberhasilan Modifikasi Cuaca Redam Hujan

Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilakukan di Jabodetabek mulai menunjukkan hasil positif, dengan curah hujan yang berkurang di wilayah tersebut. Berdasarkan data Peta Sebaran Hujan Jabodetabek dari 5 Maret pukul 07.00 WIB hingga 6 Maret pukul 07.00 WIB, sebagian besar stasiun pengamatan melaporkan tidak ada curah hujan.

Beberapa wilayah, termasuk Tomang, Bogor, Banteng, dan Bekasi, tercatat tanpa curah hujan. Satu-satunya stasiun dengan curah hujan tercatat sedikit di Golf Modern Tangerang (1,0 mm/hari), TMII (0,2 mm/hari), dan Jatiasih (0,2 mm/hari). Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, mengonfirmasi bahwa tidak terjadinya hujan selama periode tersebut adalah hasil dari OMC. “Benar, OMC berhasil meredam curah hujan,” ujar Guswanto, Kamis (6/3).

OMC dilakukan setelah banjir melanda sejumlah wilayah Jabodetabek pada 4 Maret, yang disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi. Pada periode 3-4 Maret, BMKG mencatat curah hujan tertinggi di Katulampa, mencapai 232 mm/hari.

OMC direncanakan berlangsung hingga 8 Maret untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir. Pada hari kedua pelaksanaan (5/3), enam sorti penerbangan dilakukan dengan menyemai total empat ton Natrium Chlorida (NaCl) dan dua ton kalsium oksida (CaO) di langit Jawa Barat, menggunakan pesawat Cessna Caravan PK-SNP.

Enam rute sorti yang dilakukan pada 5 Maret mencakup wilayah seperti perairan utara Jawa Barat, Bekasi, Karawang, Pamanukan, dan Bandung. Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, melaporkan bahwa OMC telah berhasil melaksanakan tujuh sorti selama 16 jam 43 menit dengan total bahan semai 9.000 kg NaCl dan 2.000 kg CaO sejak Selasa.

BNPB, bersama kementerian dan lembaga terkait, akan melanjutkan OMC hingga 8 Maret 2025, untuk mengurangi potensi hujan lebat yang diperkirakan akan terjadi di Jabodetabek hingga 11 Maret. Diharapkan, OMC dapat meminimalkan risiko banjir susulan dan mempercepat transisi darurat di wilayah tersebut.